Kamis, 30 Desember 2010

Mari Masuk Retorika!

Aku bilang kamu, kamu bilang dia
aku bilang dia, dia bilang aku
siapa dia, aku, dan kamu?
kamu itu kan dia
dia kan aku
aku itu dia dan kamu

Retorika sebagai alat menjawab pertanyaan skeptikal yang paling baik. Fakta di lingkungan saya menjelaskan, semakin anda pandai dalam menggunakan retorika di kehidupan anda. Semakin baik anda di hadapan orang yang sebenarnya itu tidak mengerti perkataan anda. Anda itu hanya menjawab apa yang ingin anda jawab, bahkan terkadang bukan pertanyaan itu sendiri. Jadi anda bangga menjawab diri anda sendiri? Retorika bukanlah sebuah permainan kata-kata apik hasil transformasi otak manusia (lagi). Apa sebenarnya retorika itu? Menurut buku besar acuan anak sekolah dasar mencari kata-kata (baca: KBBI) 1 keterampilan berbahasa secara efektif; 2 studi tt pemakaian bahasa secara efektif dl karang-mengarang; 3 seni berpidato yg muluk-muluk dan bombastis. Sekarang perbedaannya hanyalah, seberapa bombastis-kah anda dalam menjawab pertanyaan skeptikal di sekeliling anda?


Hidup untuk belajar atau belajar untuk hidup? kata seorang sahabat. Apa jawabannya? bukan keduanya, tapi adalah hidup untuk belajar hidup. Maka jelas dikatakan secara retorika bahwa jawaban terbaik untuk menjawab suatu pertanyaan adalah untuk tidak menjawab, melainkan alihkan ke situasi atau jawaban lain atu bahkan kembali bertanya kepada penanya. Dan anda tidak perlu duduk berpuluh-puluh jam hanya untuk berargumen jawaban anda. Anda dapat melenggang, untuk membiarkan diri anda menjadi orang terpintar yang tak cukup layak untuk menjawab pertanyaan macam itu.


Permasalahannya sekarang adalah, apakah hasil dari retorika itu konkret? Retorika adalah seni dalam berkata-kata, maka jelas hanya seniman kata-kata yang dapat menggunakannya. Ditambah sifatnya yang memiliki kemungkinan untuk menjadi ambigu dalam merepresentasikannya. Tidak cukup layak tampaknya, retorika menjadi alat berbahasa sehari-hari yang penuh dengan hal nyata dan butuh hal konkret di dalamnya. Sekarang? siapakah aku, kamu dan dia? Mereka adalah orang yang ada persis seperti apa yang ada di dalam otakmu. Bayangkan saja, pertanyaan itu akan terjawab dengan sendirinya, bung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar